Apa yang terlintas di benak ketika mendengar kata branding? Mungkin langsung teringat merek-merek tertentu yang sudah sangat familiar di sekitar kita. Seperti misalnya susu sapi dengan gambar beruang mungkin? Hehe
Menurut Landa (2006) , penulis “Build Your Own Brand”, branding bisa didefinisikan sebagai “artikulasi verbal dan juga visual dari sebuah brand”.
Lebih lanjut lagi, Landa mengungkapkan bahwa visual branding bisa didefinisikan sebagai “elemen yang terlihat dari sebuah brand, seperti warna, dan bentuk yang bisa merangkum dan menyampaikan makna simbolis yang tidak bisa tersampaikan jika hanya melalui kata-kata. Dalam pengertian (perusahaan) yang lebih luas, hal ini mungkin mencakup elemen-elemen seperti arsitektur bangunan, skema warna, dan aturan berpakaian.”
Lalu apa saja elemen yang berperan dalam menciptakan visual branding?
Visual branding terdiri dari beberapa komponen
Nama merek
Logo
Kepala surat
Kartu nama bisnis
Kemasan atau packaging
Website
Jadi pada dasarnya branding adalah nama merk, logo, dan font yang kita gunakan, keseluruhan elemen yang ada di website dan blog, hingga ke kartu nama.
Branding adalah keseluruhan dari segala hal yang menyangkut dengan bisnis. Aspek visual branding seperti logo, warna, font, dll memang bukan satu-satunya aspek branding. Tapi, jelas mereka adalah bagian yang memiliki peran besar dari branding secara keseluruhan.
5 Elemen Visual Branding
Untuk para blogger, situs blog merupakan hal yang sangat penting, begitu juga dengan tampilan dan nuansa blog.
Dari pemilihan palet warna, penempatan tombol menu, hingga pemilihan font, semuanya merupakan satu kesatuan branding bagi seorang blogger.
Jadi, bagaimana caranya untuk mulai membuat visual branding untuk blog kita?
Kenali audiens
Langkah pertama yang harus dilakukan adalah mengenali audiens atau pembaca.
Kita harus paham untuk siapa kita mendesain dan menggunakan branding. Jangan lupa juga, harus tau apa yang menjadi tujuan, apa yang kita harapkan ketika orang mulai mengenal brand blog kita.
Apakah kita menjual produk, jasa atau ide? Kepada siapa kita akan menjual? Bagaimana cara menarik perhatian audiens agar mereka mau membeli jasa atau produk yang kita tawarkan?
Jika tidak dapat mengenali siapa audiens dan apa keinginan mereka pastinya akan sulit untuk menjual produk dan layanan kita.
Dengan audiens sendiri saja kesulitan, bagaimana akan menjual produk di luar audiens?
Mungkin ada yang berpikir buat apa juga harus mengenal audiens, toh cuma bikin logo saja.
Pola pikir seperti ini sebenarnya salah, seperti yang sudah dijelaskan di awal, setiap elemen branding adalah sama pentingnya. Semua elemen adalah satu kesatuan yang saling mengikat dan mendukung satu sama lain.
Ambil contoh jika blog memiliki tujuan untuk menarik ibu-ibu yang sudah cukup hectic kesehariannya dalam rumah tangga maupun pekerjaan mereka.
Kita ingin membuat ibu-ibu ini nyaman berlama -lama di blog dan membaca setiap artikel yang kita tulis.
Hal yang bisa dilakukan adalah memberikan nuansa warna-warna pastel yang menenangkan untuk membantu mengurangi tekanan stress yang dimiliki audiens, dan juga menampilkan menu blog di tempat yang mudah dilihat.
Branding adalah tentang kita dan audiens, terutama dalam hal blogging.
Kadang saat kita memulai blog baru kita ingin mengekspresikan diri sepuas-puasnya menggunakan blog.
Kita mendesain blog sesuai dengan kemauan dan keinginan kita dan hingga akhirnya kita lupa sama sekali tentang aspek pembaca atau audiens.
Branding yang bagus adalah yang mampu mewakili kita dan audiens secara seimbang.
Nama
Ada beberapa tips yang bisa diterapkan untuk memilih branding nama yang tepat.
Jangan terlalu stress dan tergesa saat mencari nama
Banyak yang merasa kesulitan mencari nama dan kemudian merasa stress dan tertekan karenanya.
Sebaiknya, jangan terlalu keras pada diri sendiri. Berpikirlah dengan rileks dan temukan nama yang sesuai atau merepresentasikan apa yang kita tawarkan melalui blog.
Nama brand sangat penting dan relate untuk membeli nama domain blog. Jadi pikirkan dengan hati-hati yaaa…
Baca disini tentang bagaimana cara memilih domain dan hosting terbaik.
Singkat, padat, dan jelas
Coba gunakan nama yang tidak terlalu panjang. Selain lebih mudah di ingat, nama yang pendek akan lebih memudahkan saat kita membeli domain dan juga mendesain logo.
Nama brand yang sama dengan nama domain blog
Kita bisa menggunakan domain name generator atau Hover untuk melihat apakah nama domain tersebut sudah ada yang membeli atau belum.
Beberapa website penyedia jasa hosting atau domain seperti HawkHost biasanya juga memiliki sistem untuk mengecek apakah nama domain tersebut sudah digunakan atau belum.
Baca juga: 9 Langkah Mudah Membuat Blog untuk Pemula
Warna
Memilih palet warna sepertinya hal yang mudah, tapi sebenarnya hal ini cukup sulit lo. itu karena pemilihan warna akan sangat mempengaruhi nuansa blog dan juga pesan dan kesan apa yang ingin disampaikan kepada pembaca.
Banyak yang pada akhirnya menggunakan jasa desainer untuk menentukan pilihan warna yang tepat untuk visual branding.
Jika ingin membuat pilihan warna sendiri, ketahui dan pahami beberapa poin berikut ini.
Tentukan warna dasar, aksen dan netral
Warna dasar adalah warna yang paling penting.
Warna ini adalah warna yang paling dominan muncul di website atau blog.
Penempatannya bisa berbeda-beda, misal warna background blog atau mungkin juga untuk gambar-gambar dan blog banner yang kita gunakan dalam postingan blog.
Warna aksen adalah warna yang akan menonjolkan kepribadian brand dan pada saat yang bersamaan melengkapi warna dasar.
Banyak yang merasa kesulitan ketika menentukan warna aksen ini. Walaupun bukan warna utama, tapi akan sangat mempengaruhi tampilan keseluruhan warna yang kita gunakan. Ketahui bahwa kita bisa menggunakan lebih dari 1 warna aksen.
Warna netral biasanya digunakan sebagai background.
Warna netral biasanya adalah warna putih atau abu-abu terang. Tapi ada juga yang menggunakan warna hitam sebagai background.
Untuk blog akan lebih baik jika menggunakan warna yang terang sebagai background.
Gunakan psikologi warna sebagai dasar
Menurut psikologi warna, setiap warna membawa pesan yang berbeda.
Saat kita sudah menentukan audiens dan juga pesan apa yang ingin disampaikan maka kita harus menentukan warna dasar berdasarkan psikologi warna.
Setelah memilih warna dasar sesuai psikologi warna, tentukan warna aksen yang sesuai.
Seperti yang sudah disebutkan di atas, bagian ini lah yang akan cukup sulit, tapi jangan khawatir, karena Canva akan membantumu.
Kunjungi Canva Canva Color kemudian browse agak ke bawah, dan akan ada banyak sekali pilihan warna.
Pilih salah satu warna sebagai warna dasar. Sebagai contoh, saya memilih warna Fuschia.
Nanti kita akan diarahkan ke halaman seperti dibawah ini.
Klik “ Edit Fuchsia” jika ingin mengganti warna yang lain.
Lalu klik pada bagian “Mono, Analogue, Complementary ,Triadic” jika ingin melihat perpaduan warna apa saja yang cocok dengan warna fuchsia.
Dari gambar dibawah kita bisa melihat perpaduan warna yang akan terlihat menarik jika digabungkan dengan fuchsia jika menggunakan teori color wheel triadic.
Kita juga bisa menggunakan perpaduan warna lain yang tidak kalah apik di bawahnya.
Tekan tombol “more color combinations” untuk melihat perpaduan warna lain yang direkomendasikan Canva.
Dan jika kita scroll kebawah di bagian “What is color fuchsia”, akan ada beragam info tentang warna tersebut.
Seperti arti warna, sejarah, hingga ke pilihan warna yang cocok jika digabungkan dengan fuchsia dan juga pilihan warna lain yang senada dengan fuchsia.
Lalu bagaimana dengan warna font?
Satu tips untuk, jangan menggunakan warna hitam (000000) sebagai warna font.
Pilih warna yang senada dengan hitam atau mendekati warna hitam. Kenapa? Karena jika background yang kita gunakan terang atau putih, menggunakan warna font hitam akan membuat tulisan malah agak sulit dibaca. Plus, menyakitkan di mata karena terlalu kontras.
Dari contoh diatas, warna abu-abu tua terlihat lebih enak untuk dibaca daripada yang berwarna hitam.
Logo
Mendesain logo bukanlah pekerjaan yang mudah, tapi ingat logo yang simple bukan berarti tidak bagus.
Ambil contoh logo Nike yang sangat simpel tapi mengena dan mudah di ingat.
Lihat website panduanim.com
PanduanIM menggunakan nama websitenya dan memadukan 2 warna yang berbeda sebagai logo blognya.
Ini merupakan cara yang simple dan banyak dilakukan oleh banyak blogger. Kita bisa menggunakan font yang berbeda atau menggunakan pilihan warna yang berbeda.
Untuk membuat logo yang digunakan sendiri, pakai Canva.
Ketik “logo” di kolom pencarian dan Canva akan memunculkan banyak template inspirasi logo yang bisa kita edit dan gunakan.
Klik logo template yang ingin kita mau pakai, kitaisa mengubah font, warna dan elemen lainnya.
Kita juga bisa membuat logo sendiri dari nol dengan menekan “Buat Logo Kosong.”
Font
Sebagai blogger, tugas utama kita adalah menulis konten yang menarik untuk para audiens.
Sebab itu, pemilihan font yang tepat menjadi hal yang sangat penting. Tentunya kita tidak ingin pembaca merasa kesulitan saat membaca artikel kita.
Beberapa poin penting dalam memilih font diantaranya
- Pilih font yang mudah dibaca
- Hindari menggunakan script font ( font dengan tulisan tegak bersambung) kecuali untuk logo.
- Hindari menggunakan sistem font (contoh: Times new roman atau Arial).
- Jangan menggunakan lebih dari 3 font berbeda.
Font untuk konten adalah bagian yang sangat penting untuk visual branding.
Untuk memastikan kita sudah memilih font yang tepat, cobalah untuk membuat satu paragraf dengan font yang sudah dipilih, lalu bacalah.
Apakah font pilihan ini membuat kita hilang fokus saat membaca? Jika iya, maka gantilah font tersebut dengan font yang lain.
Pastikan juga ukuran font merupakan ukuran yang tepat dan mudah dibaca. Jangan sampai pembaca harus menyipitkan mata ketika membaca konten kita.
Jika font atau ukuran font dirasa tidak sesuai dan kurang nyaman pertimbangkan untuk mengganti font atau memperbaiki ukurannya.
Semoga penjelasan mengenai ke 5 elemen visual branding dan juga bagaimana cara membuatnya semakin menarik menggunakan Canva dapat membantu memberikan gambaran tentang bagaimana kita mengolah branding blog yang baik.